Kalian tau camera ? tentunya kalian pasti tau soalnya udah tidak awam lagi benda ini.
Tau bedanya camera
Jenis SLR & DSLR ? Yang belum tau yuk cari tau!
Kali ini saya akan
membahas tentang kamera. menurut kalian para pembaca, kamera itu fungsinya buat
apa ? "NARSIS" jawabannya bener, tapi tida selamanya buat narsis :p
fungsi sama manfaatnya kamera itu banyak salah satunya buat dokumentasi setiap
ada kegiatan / acara.
Oke langsung ke Topik
kita, sya ucapkan selamat membaca! terutama temen2 di STIA Tabalong :)
Kamera
SLR pertama sudah muncul pada abad ke-18, jauh sebelum fotografi ditemukan.
Kamera ini berbentuk kotak besar dengan sebuah lubang kecil di bagian depan dan
sebuah focus screen di bagian atas. Ditutupi dengan sebuah kain hitam, sang
“fotografer” kemudian melihat gambar hitam yang ditangkap oleh lensa berlubang.
Lalu, gambar dituangkan ke dalam kerta dengan pensil. Dengan lensa tersebut,
gambar akan tampak horizontal di depannya. Setelah penemuan fotografi pada
tahun 1825, Thomas Sutton kemudian membuat kamera foto SLR pertama pada tahun
1861. Gambar yang ditangkap sudah berdiri tegak dan focus screen tidak perlu
lagi diganti dengan pelat foto karena lensa dapat dibuka-lipat.
Kamera
SLR pertamakali dikembangkan dan dikenalknan pada tahun 1936 oleh exakta yang
memelopori munculnya kamera SLR 35 mm. Kamera tersebut untuk menggunakan film
warna yang dibuat oleh Kodakchrome dengan sistem film multilayered.
Perkembangan kamera SLR ternyata diikuti oleh negara swedia yang kemudian
terkenal dengan kamera Hasselblad-nya. Pada tahun 1948, Hasselblad membuat
kamera dengan format medium komersial pertama. Hingga saat ini, Hasselblad
menjadi pencipta kamera bermutu sangat tinggi dan menjadi idaman fotografer
professional. Perkembangan kamera tersebut ternyata diikuti pula oleh negara
Jepang yang sangat terkenal ambisius dalam mengembangkan teknologinya sendiri,
dengan berkaca pada pengalaman negara Barat. Pada tahun yang sama, Zentax
memperkenalkan konsep diafragma otomatis pada kamera LSR.
Pada
tahun 1949, untuk pertamakalinya dikenalkan sistem penta prisma atau prisma
segilima yang diletakkan pada sisi atas kamera. Sistem itu dikenalkan oleh
perusahaan kamera Contax di Jerman Timur pada tanggal 20 Mei 1949. sistem lensa
dan prisma tersebut ternyata menjadi acuan bagi perkembangan kamera
selanjutnya. Hingga saat ini.
Jenis - jenis Kamera SLR dan DSLR
1.
SLR
Kamera refleks lensa tunggal
(bahasa Inggris: Single-lens reflex (SLR) camera) adalah kamera yang
menggunakan sistem jajaran lensa jalur tunggal untuk melewatkan berkas cahaya
menuju ke dua tempat, yaitu Focal Plane dan Viewfinder, sehingga memungkinkan
fotografer untuk dapat melihat objek melalui kamera yang sama persis seperti
hasil fotonya. Hal ini berbeda dengan kamera non-SLR, dimana pandangan yang
terlihat di viewfinder bisa jadi berbeda dengan apa yang ditangkap di film,
karena kamera jenis ini menggunakan jajaran lensa ganda, 1 untuk melewatkan
berkas cahaya ke Viewfinder, dan jajaran lensa yang lain untuk melewatkan
berkas cahaya ke Focal Plane.
Kamera
SLR menggunakan pentaprisma yang ditempatkan di atas jalur optikal
melalui lensa ke lempengan film. Cahaya yang masuk kemudian dipantulkan ke atas
oleh kaca cermin pantul dan mengenai pentaprisma. Pentaprisma kemudian
memantulkan cahaya beberapa kali hingga mengenai jendela bidik. Saat tombol
dilepaskan, kaca membuka jalan bagi cahaya sehingga cahaya dapat langsung
mengenai film.
Macam-macam
lensa
ü
Lensa
Standar. Lensa ini disebut juga lensa normal. Berukuran 50 mm dan memberikan
karakter bidikan natural.
ü
Lensa
Sudut-Lebar (Wide Angle Lens). Lensa jenis ini dapat digunakan untuk menangkap
subjek yang luas dalam ruang sempit. Karakter lensa ini adalah membuat subjek
lebih kecil daripada ukuran sebenarnya. Dengan menggunakan lensa jenis ini, di
dalam ruangan kita dapat memotret lebih banyak orang yang berjejer jika
dibandingkan dengan lensa standar. Semakin pendek jarak fokusnya, maka semakin
lebar pandangannya. Ukuran lensa ini beragan mulai dari 17 mm, 24 mm, 28 mm,
dan 35 mm.
ü
Lensa
Fish Eye. Lensa fish eye adalah lensa wide angle dengan diameter 14 mm, 15 mm,
dan 16 mm. Lensa ini memberikan pandangan 180 derajat. Gambar yang dihasilkan
melengkung.
ü
Lensa
Tele. Lensa tele merupakan kebalikan lensa wide angle. Fungsi lensa ini adalah
untuk mendekatkan subjek, namun mempersempit sudut pandang. Yang termasuk lensa
tele adalah lensa berukuran 70 mm ke atas. Karena sudut pandangannya sempit,
lensa tele akan mengaburkan lapangan sekitarnya. Namun hal ini tidak menjadi
masalah karena lensa tele memang digunakan untuk mendekatkan pandangan dan
memfokuskan pada subjek tertentu.
ü
Lensa
Zoom. Merupakan gabungan antara lensa standar, lensa wide angle, dan lesa tele.
Ukuran lensa tidak fixed, misalnya 80-200 mm. Lensa ini cukup fleksibel dan
memiliki range lensa yang cukup lebar. Oleh karena itu lensa zoom banyak
digunakan, sebab pemakai tinggal memutar ukuran lensa sesuai dengan yang dibutuhkan.
ü
Lensa
Makro. Lensa makro biasa digunakan untuk memotret benda yang kecil.
2. DSLR
Digital Single Lens
Reflex (Digital SLR atau DSLR) adalah kamera digital yang menggunakan sistem
cermin otomatis dan pentaprisma atau pentamirror untuk meneruskan cahaya dari
lensa menuju ke viewfinder.
Kamera DSLR memiliki keunggulan dalam
hal ukuran sensornya yang jauh lebih besar dibanding kamera digital biasa. Hal
ini kamera ukuran sensor dibuat menyamai ukuran film analog 35mm atau yang
dikenal dengan sebutan full frame (36 x 24mm). Sensor yang besar artinya setiap
pikselnya memiliki ukuran yang lebih besar, sehingga kemampuan dalam menangkap
cahaya lebih baik. Maka itu kamera DSLR memiliki kemampuan ISO tinggi yang baik
dimana pada ISO tinggi pun noisenya masih terjaga dengan baik. Namun dengan
sensor yang berukuran besar, biaya produksi kamera DSLR menjadi tinggi
khususnya DSLR full frame. Selain memakai sensor berukuran 35mm, kamera DSLR
juga tersedia dengan sensor yang berukuran lebih kecil.
Tujuannya adalah untuk menekan biaya
produksi dan membuka kesempatan memproduksi lensa khusus yang bisa dibuat lebih
kecil dan dengan biaya yang lebih murah. Sensor yang lebih kecil dari sensor
full frame biasa disebut dengan crop-sensor, karena gambar yang dihasilkan
tidak lagi memiliki bidang gambar yang sama dengan fokal lensa yangdigunakan.
Hal ini biasa disebut dengan crop factor, dinyatakan dengan focal length
multiplier, suatu faktor pengali yang akan membuat fokal lensa yang digunakan
akan terkoreksi sesuai ukuran sensor. Perkalian ini akan menaikkan fokal
efektif dari fokal lensa yang dipakai sehingga hasil foto yang diambil dengan
sensor crop ini akan mengalami perbesaran (magnification). Semakin kecil
sensornya maka semakin tinggi crop factornya dan semakin besar perbesaran
gambarnya.
Berikut
adalah bermacam ukuran sensor kamera DSLR dan kaitannya dengan crop factor
:
ü
Full
frame 35mm (36 x 24mm) : tanpa crop factor
ü
APS-H
(28.7 x 19mm)
: crop
factor 1,3x
ü
APS-C
(23.6 x 15.7mm)
: crop factor 1,5x
ü
APS-C
(22.2 x14.8mm)
: crop factor 1,6x
ü
Four
Thirds (17.3 x 13mm)
: crop factor 2x
Lensa yang didesain untuk kamera DSLR
full frame memiliki diameter image circle yang disesuaikan dengan ukuran sensor
35mm. Dengan semakin banyaknya DSLR dengan sensor yang lebih kecil daripada
sensor full frame, maka kini semakin banyak dibuat lensa khusus dengan diameter
image circle yang juga lebih kecil. Lensa ini dibedakan dengan penamaan khusus,
misalnya memakai kode EF-S untuk Canon dan DX untuk Nikon. Lensa semacam ini
berukuran lebih kecil dan tergolong lensa generasi modern yang sudah dilengkapi
dengan CPU. Namun lensa dengan diameter kecil ini tidak bisa dipakai di DSLR
full frame karena hasil fotonya akan mengalami vignetting (ada lingkaran di
pojok foto akibat diameter lensa yang lebih kecil dari ukuran sensor).Jalur agak
berbeda ditempuh oleh Olympus yang memakai sensor Four Thirds (4/3) di seluruh
jajaran kamera DSLRnya, sehingga lensanya pun sudah didesain memiliki image
circle yang sesuai dengan sensor Four Thirds.
Sebagai
contoh, sebuah lensa fix 50mm akan memberikan panjang fokal efektif yang
berbeda bila mengalami crop factor berikut :
1,3x
: 65mm
1,5x
: 75mm
1,6x
: 80mm
2x
: 100mm
3.
Perbedaan Kamera SLR
dan DSLR
DSLR dan SLR adalah
camera yang hanya berbeda pada sistem kerjanya.
ü
DSLR
(Digital Single Lens Reflex) bekerja dengan sistem digital penuh sejak saat
capture obyek foto oleh Image Sensor hingga penulisan pada memory card. Karena
itu pada DSLR terdapat lebih banyak tombol dibanding SLR seperti pilihan ISO,
White Balance, Preset Scenes, Resolusi dan lainnya, dan yang paling membedakan
adalah tersedianya memory slot yang terkadang lebih dari 1.
ü
SLR
dalam sistem kerjanya berbeda dengan DSLR, misalnya tidak tersedia pilihan ISO
(karena secara otomatis ditentukan oleh casing film yang terbuat dari metal
kemudian dicat pada bagian2 tertentu), dan tombol lainnya seperti yang ada pada
DSLR.
ü
SLR
lebih sederhana, sistem electronicnya hanya berfungsi untuk pengaturan
komposisi foto secara otomatik (aperture, speed) bagi profesional pengaturan
auto ini justru sering di non aktifkan, selebihnya perintah untuk menggulung
film maju atau mundur secara otomatis.
ü
Pada
SLR media penyimpan data gambar disimpan pada film 35MM (analog) tidak
diperlukan proses digitalisasi, kompresi data sehingga gambar bisa langsung
dilihat hasilnya pada film tersebut. Bila ingin memproses foto lebih lanjut
gulungan film inilah yang dibawa ke laboratorium cuci cetak foto.
ü
Sedangkan
untuk melihat hasil foto pada DSLR kita harus memakai LCD atau monitor PC dan
dibutuhkan software untuk bisa melihat hasil foto maupun editing, tetapi inilah
keunggulan DSLR sehingga hasil foto langsung tersaji pada LCD yang tersedia
pada tiap DSLR. Bila ingin memproses edit dan cetak foto maka tinggal
menyerahkan memory card ke laboratorium cetak foto untuk di copy ke PC mereka
bahkan kita bisa mem print sendiri di rumah. Jadi “sayonara” roll film bagi
DSLR.
ü
Sedangkan
kesamaan DSLR dan SLR adalah mekanisasi pengambilan obyek foto yang menggunakan
satu lensa (single lens) yang sama untuk fungsi membidik (via viewfinder) dan
menyampaikan hasil bidikan kepada Image Sensor (DSLR) atau pada Film (SLR).
Progres tersebut dikerjakan secara reflexy (memakai kaca pantul yang terdapat
didalam camera).
TERIMA KASIH J
SEMOGA BERMANFAAT.
SEMOGA BERMANFAAT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar