Selasa, 21 Maret 2017

Hacker Bisa Bobol WhatsApp dan Telegram Lewat Foto

gambar WhatsApp


WhatsApp dan Telegram lagi-lagi dilaporkan punya masalah keamanan. Lembaga keamanan Check Point mengungkap, keduanya memuat celah berbahaya yang bisa dimanfaatkan hacker (peretas) dan berisiko bagi data pribadi pengguna.

Celah ini dimanfaatkan peretas dengan mengirim dokumen gambar dan video. Di kasus WhatsApp, Check Point mendapati sejumlah gambar yang ternyata merujuk penggunanya ke laman HTML yang dipenuhi malware.

Saat membuka gambar yang dikirim kontak, pengguna WhatsApp akan langsung membuka layar baru laman HTML kosong. Saat itulah peretas akan menerima data yang tersimpan di aplikasi WhatsApp pengguna dan dapat meretas data pribadinya.

"Dengan mengirim dokumen multimedia, peretas bisa mengendalikan akun pengguna WhatsApp, mengakses rekam jejak percakapan, foto-foto yang dibagikan ke kontak WhatsApp lain, dan bahkan bisa mengirim pesan langsung atas nama pengguna WhatsApp itu sendiri," kata Oded Vanunu, Head of Product Vulnerability di Check Point.

Celah keamanan itu ditemukan Check Point pada 8 Maret 2017. Baik WhatsApp maupun Telegram diketahui telah mengubah protokol validasi upload dokumen untuk melindungi keamanan pengguna. Metode yang dilakukan peretas untuk WhatsApp sedikit berbeda dengan Telegram.

Di Telegram, korban yang menerima dokumen multimedia akan otomatis membuka Chrome, yang nantinya akan digunakan peretas untuk mengakses data pribadi.

Keamanan WhatsApp memang disebut tidak sepenuhnya terjamin. Seperti diketahui, pada Agustus 2016, WhatsApp mengganti persyaratan dan kebijakan privasi layanannya.

Disebutkan, WhatsApp akan berkoordinasi dengan Facebook sebagai induk perusahaannya. Dengan demikian, WhatsApp dapat melakukan pelacakan aktivitas pengguna, mengetahui seberapa sering orang memakai layanan WhatsApp, serta kecenderungan penggunanya.

Dalam keterangan resmi di blog perusahaan, WhatsApp mengatakan berupaya menghubungkan nomor telepon penggunanya dengan sistem Facebook. Tujuannya agar Facebook bisa menawarkan iklan lebih relevan kepada pengguna yang akunnya saling terhubung.

Komentar/Tanggapan saya :

WhatsApp dan Telegram merupakan sebuah aplikasi berkirim pesan yang sangat diandalkan. Namun akhir-akhir ini terungkap bahwa baik WhatsApp maupun Telegram, dari segi keamanan interaksi yang kita lakukan tidak sepenuhnya aman.  Hal ini terungkap setelah beberapa interaksi yang dilakukan melalui media whatsApp dan Telegram tetap berpotensi di bobol oleh para peretas untuk kepentingan mereka. Hal ini tentu menjadi masalah vital bagi penggunanya.

Namun terlepas dari potensi pembobolan/peretasan dari para hacker, WhatsApp dan Telegram tetaplah aplikasi yang aman untuk berinteraksi. Sedikit sekali kasus peretasan terhadap akun WhatsApp dan Telegram jika dibandingkan dengan Facebook, Twitter, instagram, dsb merupakan bukti bahwa aplikasi ini adalah aplikasi yang aman. Pastinya masih perlu perbaikan dan menyempurnaan dari pihak pengembang agar meng-upgrade software /versi nya secara berkala agar keamanan tidak mudah terbaca oleh para hacker. Juga bagi kita para pengguna bisa melakukan berbagai hal pencegahan agar akun sosial media yang kita pakai tidak mudah diretas.             
 
 Seperti artikel saya yang saya tulis dengan judul 'Agar sosial media kita tidak mudah diretas' dari berbagai sumber, beberapa cara yang bisa dilakukan ini tergantung dari kitanya masing-masing agar cerdas dalam mengindentifikasi kemungkinan-kemungkinan sosial media kita akan diretas seperti jangan sembarangan menginstal software dan teliti sebelum mengklik gambar di WhatsApp atau Telegram yang dapat merujukkan kita ke HTML yang dipenuhi dengan malware dsb.

Terima kasih :D
Semoga Bermanfaat !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar