ANALISIS LINGKUNGAN DAN PERENCANAAN-PERENCANAAN BISNIS DALAM PETERNAKAN SAPI POTONG.
2.1
LINGKUNGAN BISNIS
Lingkungan bisnis adalah segala sesuatu yang
mempengaruhi aktivitas bisnis dalam maupun luar suatu lembaga organisasi atau
perusahaan[1]. Lingkungan bisnis terbagi menjadi 2 jenis yaitu
lingkungan Internal, dan Eksternal.
1.
Lingkungan Internal (Dalam)
Lingkungan
Internal dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu :
-
Tenaga kerja (Man)
-
Modal (Money)
-
Material / bahan
baku (Material)
-
Peralatan/perlengkapan
produksi (Machine)
-
Metode (Methods)
Lingkungan internal ini biasanya digunakan untuk
menentukan Strength (kekuatan) perusahaan, dan juga mengetahui Weakness
(kelemahan) perusahaan.
2.
Lingkungan Luar (Eksternal)
Lingkungan Eksternal merupakan lingkungan diluar dari
perusahaan tetapi dapat mempengaruhi terhadap perusahaan[2].
Lingkungan eksternal ini terbagi menjadi dua yaitu :
i.
Lingkungan umum (Lingkungan Makro)
Lingkungan umum meliputi beberapa faktor yang
mempengaruhi keseluruhan kegiatan bisnis secara tidak langsung. Faktor-faktor
dalam lingkungan umum menimbulkan dampak yang luas dan menyeluruh kepada semua
perusahaan dalam suatu perekonomian[3]. Lingkungan umum tidak hanya mempengaruhi
perusahaan-perusahaan saja, tetapi juga akan mempengaruhi berbagai unsur yang
termasuk dalam lingkungan khusus.
Beberapa pengaruh dari faktor-faktor lingkungan umum terhadap aktivitas bisnis suatu
perusahaan misalnya :
-
Politik, contohnya masalah politik menyangkut tingkat
pemusatan kekuatan politik, sifat organisasi politik, sistem parta
-
Hukum, contohnya meliputi sifat hukum, sistem hukum
yang berlaku khususnya yang berpengaruh terhadap perkembangan perusahaan.
-
Sosial dan Budaya, lingkungan sosial meliputi struktur golongan
yang ada dalam masyarakat yang dapat mempengaruhi perkembangan perusahaan.
Sedangkan budaya menyangkut latar belakang nilai, keyakinan dan persepsi
masyarakat yang terbentuk lewat sejarah kehidupan masyarakat itu sendiri.
-
Perekonomian, memperlihatkan peningkatan daya beli
masyarakat, nilai mata uang domestik terhadap mata uang asing.
-
Pemerintah, meliputi berbagai kebijakan pemerintah yang
kondusif antara lain kebijakan fiskal dan kebijakan moneter.
-
Alam, meliputi ketersediaan input / bahan baku
dalam proses produksi dan kualitas lingkungan alam akan menentukan kualitas
output / produk yang diciptakan perusahaan.
-
Teknologi, meliputi perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi khususnya dalam bidang industri dan fasilitas lain yang digunakan
oleh perusahaan.
ii.
Lingkungan Khusus (Mikro)
Lingkungan
ini terdiri dari unsur-unsur dalam kegiatan sistem pasar yang mempengaruhi
perusahaan Secara langsung[4].
Beberapa unsur lingkungan khusus ;
-
Pemasok
-
Pelanggan
-
Perantara
-
Pesaing
-
Penyedia Modal
-
Tenaga Kerja yang akan direkrut
Dalam
lingkungan bisnis juga harus memperhatikan beberapa aspek lingkungan yaitu
lingkungan ekonomi, industri, dan global. Pengamatan ini memiliki fungsi
sebagai berikut:
1)
Lingkungan Ekonomi.
Pengamatan
tentang lingkungan ekonomi
dimaksudkan untuk memperkirakan
atau menentukan potensi permintaan
produk/jasa[5].
Permintaan suatu produk/jasa
sangat sensitif terhadap
perubahan kondisi ekonomi.
Kelayakan usulan bisnis
dapat dinyatakan sebagai kemampuan produk/jasa yang
akan dihasilkan perusahaan
tersebut diperkirakan dapat beradaptasi dengan perubahan kondisi
ekonomi.
2)
Lingkungan Industri.
Penelitian
tentang lingkungan industri
digunakan untuk menentukan
tingkat persaingan. Jika
dalam lingkungan industri
yang sejenis tersebut hanya dilayani
oleh sedikit perusahaan, maka usulan
bisnis berpotensi menangkap peluang pada
pasar tersebut. Namun
yang perlu diperhatikan
bahwa usulan bisnis
dapat menghasilakn produk yang
lebih spesifik dan kualitas lebih tinggi dari produk pesaing[6].
3)
Lingkungan Global
Memperkirakan
lingkungan global dimaksudkan
untuk menentukan pengaruh reaksi permintaan sebagai akibat perubahann
kondisi global seperti; regulasi perdagangan
internasional, kurs mata uang, pesaing dan lain-lain. Produk/jasa yang hanya melayani
dalam negeri, mungkin kondisi global dapat diabaikan.
2.2
RENCANA MANAJEMEN
Sebelum para manajer dapat mengorganisasi, memimpin, atau
mengendalikan, terlebih dahulu mereka harus membuat rencana yang memberikan
arah pada setiap kegiatan organisasi. Pada tahap perencanaan para manajer
menentukan apa yang akan dikerjakan, kapan akan mengerjakan, bagaimana
mengerjakannya, dan siapa yang akan mengerjakannya.
Kebutuhan akan perencanaan ada pada semua tingkatan manajemen
dan semakin meningkat pada tingkatan manajemen yang lebih tinggi[7], dimana perencanaan itu mempunyai kemungkinan dampak yang
paling besar pada keberhasilan organisasi. Pada tingkatan top manajer pada
umumnya mencurahkan hampir semua waktu perencanannya jauh ke masa depan dan
pada strategi-strategi dari seluruh organisasi. Manajer pada tingkatan yang
lebih rendah merencanakan terutama untuk subunit mereka sendiri dan untuk
jangka waktu yang lebih pendek.
Dalam Rencana Manajemen ini lebih menitik beratkan
pada perencanaan-perencanaan dan penyusunan sebagai berikut :
-
Struktur organisasi
Pengorganisasian
merupakan salah satu fungsi dasar dalam manajemen untuk mencapai sasaran yang
ditetapkan oleh Organisasi. Pengorganisasian ini berkaitan dengan pengelompokan
kegiatan, pengaturan orang maupun sumber daya lainnya dan mendelegasikannya
kepada individu ataupun unit tertentu untuk menjalankannya sehingga diperlukan
penyusunan struktur organisasi yang memperjelas fungsi-fungsi setiap bagian dan
sifat hubungan antara bagian-bagian tersebut[8].
Dengan
demikian, jelas bahwa penyusunan Struktur Organisasi merupakan hal yang sangat
penting dalam suatu organisasi atau perusahaan, baik organisasi tersebut
berskala kecil maupun besar tetap memerlukan Struktur Organisasi yang jelas
untuk mencapai sasaran organisasi yang ditetapkan. Secara definisi, yang
dimaksud dengan Struktur Organisasi menurut
Schermerhorn (1996) adalah sistem
tugas, alur kerja, hubungan pelaporan dan saluran komunikasi yang dikaitkan
secara bersama dalam pekerjaan individual maupun kelompok[9].
-
Sumber daya manusia
Merupakan cara bagaimana mengatur
hubungan dan peranan sumber daya (tenaga kerja) yang dimiliki oleh individu secara efisien dan efektif serta
dapat digunakan secara maksimal sehingga tercapai tujuan (goal) bersama
perusahaan, karyawan dan masyarakat menjadi maksimal. MSDM didasari pada suatu
konsep bahwa setiap karyawan adalah manusia - bukan
mesin - dan bukan semata menjadi sumber daya bisnis. Kajian
MSDM menggabungkan beberapa bidang ilmu seperti psikologi, sosiologi, dan lain-lain. Yang menjadi objek utamanya merupakan manusia[10].
Suatu
perusahaan akan beruntung bila bisa menggaet tenaga manajerial yang brilyan,
baik yang sudah pengalaman ataupun trainee. Kerepotannya adalah bagaimana
membuat si “Bintang” itu betah di perusahaan. Gaji besar tak selalu menjamin ia
bakal “loyal” terus[11].
Merekrut tenaga tingkat manajerial
merupakan aktivitas yang tidak murah. Tak jarang perusahaan harus menggunakan
konsultan tenaga kerja dari luar untuk melaksanakan rekrutmen dan seleksi calon
pegawai yang cocok. Cara yang lebih jitu lagi meojaring calon yang tepat adalah
secara aktif mencari di dalam kalangan industri dan bila perlu membajaknya dari
perusahaan lain (”headhunting” dan “hijacking”). Semua, tentu, dengan biaya
yang tidak sedikit bagi perusahaan yang membutuhkan tenaga manajer tersebut.
-
Produksi
Produksi adalah penciptaan atau penambahan
nilai suatu barang, bentuk, waktu dan tempat atas faktor-faktor produksi
sehingga lebih bermanfaat bagi pemenuhan kebutuhan manusia[12].
Produksi memiliki dua jenis yaitu, Produksi terus-menerus
Dilakukan sebagai proses untuk mengubah bentuk barang-barang. Dalam proses produksi
ini walaupun terjadi perubahan model, susunan dan funsi alat-alat mesin yang
dipakai tidaklah berubah. Produksi yang terputus-putus Proses produksi ini
dilakukan berdasarkan pesanan sehingga harus mengatur kembali alat-alat,
mengubah alat-alat, dan penyesuaian terus-menerus yang dilakukan sesuai dengan
tuntutan produk yang dihasilkan[13].
2.3
RENCANA PEMASARAN.
Perencanaan adalah proses menentukan dengan tepat
apa yang di lakukan organisasi untuk mencapai tujuannya. Sedangkan pemasaran
adalah seluruh sistem yang berhubungan dengan kegiatan untuk merencanakan dan
mentukan harga hingga mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang
dapat memuaskan kebutuhan pembeli.
Jadi Rencana Pemasaran adalah proses menentukan
dengan tepat untuk mempromosikan dan medistribusiakan barang dan jasa sampai
mencapai tujuannya yaitu memuaskan kebutuhan pembeli.
Keputusan perusahaan tentang distribusi menentukan
bagaimana cara produk yang dibuatnya dapat dijangkau oleh pelangganya[14]. Perusahaan harus mengembangkan strategi
pemasarannya untuk memastikan bahwa produk yang didistribusikan kepada
pelanggan berada pada tempat yang tepat.
Tujuan dibuat Rencana Pemasaran sebelum memasarkan
sebuah produk adalah agar apa yang dilakukan dalam memasarkan produk tesebut
sesuai denagn tujuan yang ingin dicapai.
Tetapi ada 2 maksud Rencana Pemasaran Itu dibuat[15]; Protective (Perlindungan), maksudnya
meminimalisasi resiko dengan mengurangi ketidak pastian di sekitar kondisi
bisnis dan menjelaskan tentang konsekuensi dari setiap tindakan. Affirmatif
(Kesepakatan), maksudnya untuk meningkatkan tingkat keberhasilan suatu usaha.
Kemudian langkah-langkah yang dilakukan untuk
membuat perencanaan pasar dapat digambarkan sebagai berikut :
1.
Mendefinisikan Segmen
Pasar/Peluang dan Ancaman Segmentasi pasar adalah proses membagi pasar kedalam
kelompok homogen yang lebih kecil. Hal ini membantu wiraswastawan
mendefinisikan peluang dan memberikan pendekatan untuk memenuhi kebutuhan
konsumen yang bisa di manage.
2.
Menganalisis
Kekuatan dan Kelemahan Pentingnya seorang pengusaha untuk dapat menganalisis
kekuatan dan kelemahan produk/jasa yang akan dipasarkan karena untuk memudakan
pengusaha memasarkan produknya.
3.
Penetapan Tujuan dan
Sasaran Sasaran dan tujuan tersebut harus menguraikan kemana perusahaan
diarahkan dan menspesifikasi hal-hal seperti pangsa pasar, laba, penjualan
(menurut wilayah dan daerah), penetrasi pasar, jumlah distributor, tingkat
kesadaran, peluncuran produk baru, kebijakan penentuan harga promosi penjualan
dan dukungan periklanan. Semua tujuan di atas bisa dikuantifikasi dan bisa
diukur untuk tujuan pengawasan. Perlu pula dibatasi tujuan dan sasaran karena
terlalu banyaknya tujuan yang hams dipenuhi akan mempersulit pengawasan dan
monitor.
4.
Mengidentifikasikan
Strategi Pemasaran dan Usaha yang Dilakukan Sekali tujuan dan sasaran pemasaran
ditetapkan, wiraswastawan bias mengembangkan strategi untuk tujuan tersebut.
Strategi tersebut merespons pertanyaan,” Bagaimana kita akan kesana? Penting
sekali bahwa strategi dan tindakan yang diambil bersifat spesifik dan
terperinci.
5.
Perencanaan Tanggung
Jawab Implementasi Rencana harus diimplementasikan dengan efektif untuk
memenuhi semua tujuan yang diinginkan. Seseorang, dan biasanya adalah
wiraswastawan, hams bertanggung jawab bagi implementasi tiap-tiap strategi dan
tindakan yang diambil dalam rencana pemasaran.
6.
Penganggaran Strategi
Pemasaran Langkah ini harus dibuat dengan jelas berapa anggaran yang harus
dikeluarkan untuk usaha yang didirikan.
7.
Memonitori Kemajuaan
Usaha Pemasaran Monitoring rencana melibatkan penjajakan hasil-hasil tertentu
dari usaha pemasaran. Data penjualan menurut produk, daerah, perwakilan
penjualan, dan tempat penjualan adalah hasil tertentu yang harus dimonitor.
Secara garis besar suatu hal
yang sangat penting
dalam merencanakan bisnis dalam menyusun rencana pemasaran adalah
sebagai berikut, diantaranya:
-
Target Pasar .
-
Profil pelanggan .
-
Marketing mix.
2.4
RENCANA KEUANGAN
Manajemen Keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen
perusahaan untuk memperoleh sumber modal yang semurah murahnya dan
menggunakannya se-efektif, se-efisien, seproduktif mungkin untuk meng hasilkan
laba. Manajemen keuangan berhubungan dengan bagaimana cara menciptakan dan
menjaga nilai ekonomis atau kesejahteraan[16]. Semua pengambilan keputusan dalam perusahaan harus di
fokuskan pada penciptaan kesejahteraan, karena tujuan perusahaan adalah untuk
memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham dengan cara memaksimalkan nilai
saham perusahaan.
Rencana bisnis (business plan), merupakan (biasanya dokumen
tertulis) yang dipersiapkan oleh seorang pengusaha yang mendiskripsikan semua
elemen eksternal dan elemen internal yang relevan yang terlibat dalam
pembentukan sebuah perusahaan baru.
Rencana bisnis merupakan langkah awal dari seorang
wirausahawan dalam mempersiapkan dan memulai usahanya. Rencana bisnis juga dapat
mengandung informasi tentang latar belakang organisasi atau tim yang
bertanggung jawab memenuhi tujuan itu. Sering kali rencana bisnis merupakan
penggabungan rencana-rencana fungsional seperti pemasaran,keuangan,manufaktur,
dan sumber daya manusia.
Penyusunan
rencana keuangan menjelaskan
tentang kelayakan bisnis dan
sumber-sumber pendanaan yang diperoleh perusahaan.
-
Kelayakan bisnis.
Studi kelayakan bisnis
iyalah penelitian yang menyangkut berbagai aspek baik itu dari aspek
hukum, sosial ekonomi serta budaya, aspek pasar serta pemasaran,
aspek teknis serta teknologi sampai dengan aspek manajemen
serta keuangannya, dimana hal itu digunakan untuk dasar penelitian
studi kelayakan serta hasilnya digunakan untuk mengambil sebuah keputusan.
-
Sumber Pendanaan.
Suatu perusahaan dalam menjalankan usahanya
sejalan dengan pengembangan yang dialami, selalu membutuhkan tambahan modal.
Pada saat perusahaan didirikan, pemilik bisa menentukan sumber modal apa yang
dipakai, apakah semuanya bersumber dari modal saham biasa atau perlu ada hutang
jangka panjang. Setiap keputusan yang diambil tentang sumber modal selalu ada
dampaknya.
Misalnya bila sumber modal saham biasa ada
kewajiban membayar dividen dan keputusan-keputusan kebijakan atau pengelolaan
dari pemegang saham perlu diperhatikan. Bila sumber modal dari saham preferen
ada kewajiban membayar dividen yang harus diprioritaskan demikian pula dalam
keadaan perusahaan dilikuidasi maka pemegang saham preferen akan didahulukan
pengembalian nilai sahamnya. Jika sumber modal berasal dari hutang jangka
panjang ada kewajiban membayar bunga dan pengembalian nilai sahamnya. Jika
sumber modal berasal dari hutang jangka panjang ada kewajiban membayar bunga
dan pengembalian hutang pada saat jatuh tempo.
2.5
LINGKUNGAN, RENCANA PEMASARAN, DAN KEUANGAN DALAM
BISNIS PETERNAKAN SAPI POTONG.
-
DESKRIPSI BISNIS
Indonesia
merupakan tempat yang potensial untuk pengembangan ternak sapi potong. Upaya
pengembangan ini, tentu perlu didukung berbagai faktor penunjang, terutama
bakalan, pakan yang cukup, lingkungan, iklim sosial, dan peluang[17].
Ternak
sapi, khususnya sapi potong, merupakan salah satu sumber daya penghasil daging
yang memiliki nilai ekonomi tinggi, dan penting artinya dalam kehidupan
masyarakat. Seekor atau kelompok ternak sapi bisa menghasilkan berbagai macam
kebutuhan, terutama sebagai bahan makanan berupa daging, disamping hasil ikutan
lainnya seperti pupuk kandang, kulit, dan tulang.
Selain
itu, selama ini indonesia masih kekurangan komodity daging sehingga masih harus
mengimport daging dari luar negeri untuk memenuhi kebutuhan daging di dalam
negeri. Sehingga bisnis peternakan sapi potong di indonesia ini merupakan
peluang bisnis yang sangat bagus dan menjanjikan.
-
LINGKUNGAN BISNIS
1.
Lingkungan Ekonomi.
Meningkatnya permintaan daging dari tahun ketahun
semakin meningkat, hal ini sejalan dengan peningkatan taraf ekonomi dan
kesadaran akan kebutuhan gizi masyarakat sehingga membuat peluang usaha ternak
sapi semakin terbuka dan menjanjikan. Masih besarnya kouta daging yang di
import dari luar negeri demi memenuhi kebutuhan daging didalam negeri akibat
dari para produsen atau peternak yang kewalahan memenuhi permintaan diharapkan
dapat segera teratasi. Dan bisnis ini merupakan peluang besar bagi perkembangan
perekonomian dalam negeri khususnya di Negara Indonesia.
2.
Lingkungan Industri
Meskipun dari segi jumlah atau Kuantitas jumlah
peternakan sapi di indonesia relative besar, tetapi jika dilihat dari
permintaan pasar yang masih belum bisa terpenuhi oleh produsen peternak sapi
dalam negeri, peluang untuk memasuki pasar peternakan sapi ini masih terbuka
lebar dan justru masih sangat diperlukan. Permintaannya sudah sangat banyak,
tinggal bagaimana produsen merespon permintaan pasar tersebut. Melakukan
pengkajian dan inovasi terhadap sistem peternakan dan sejenisnya menjadi wajib
dilakukan.
3.
Lingkungan Global
Kualitas dari sapi-sapi lokal dari dalam negeri
yang tidak kalah baik membuat Produsen-produsen dalam negeri tidak akan kalah
dengan produsen sapi dari luar. Justru dengan perbanyakan produsen dalam negeri
justru akan menekan kouta import daging dari luar negeri.
-
RENCANA MANAJEMEN.
1.
Struktur organisasi dan Sumber Daya Manusia.
Pada umumnya para peternak sapi di indonesia masih
mengelola usahanya secara tradisional. Umumnya, pengadaan bibit, pemberian
pakan, dan sistem pemeliharaan belum menggunakan teknologi modern. Bahkan,
dalam usaha pemeliharaan tersebut tanpa dilandasi ilmu pengetahuan[18].
Pada peternakan yang sedikit lebih besar, struktur
organisasi yang diterapkan; pemilik merangkap jabatan yang mengendalikan
pemasaran, keuangan, dan bertanggung jawab terhadap usaha. Sedangkan untuk staf
produksi mengangkat 1 orang staf produksi. 25 orang sebagai pegawai (22 staf
pemeliharaan dan 3 staf distribusi)[19].
Lingkungan kerja dibangun dengan moto “pegawai
sebagai mitra kerja”, berusaha menciptakan pekerja yang merasa senyaman mungkin
berkerja disini. Hubungan kerja dan regulasi lainnya sesuai dengan
peraturan-peraturan pemerintah, termasuk standard upah minimal dan
ketentuan-ketentuan lain mengenaik ketenaga kerjaan.
2.
Proses Produksi
Produksi dalam bisnis ini adalah menghasilkan
Sapi-sapi berkualitas bagus untuk menghasilkan daging bermutu. Para staf yang
merawat sapi-sapi memiliki peranan besar terhadap kualitas daging. Perbaikan
produk yang dihasilkan dilakukan melalui standard pengelolaan.
Standard pengelolaan yang dilakukan oleh para staf
yaitu; perbaikan produksi melalui pakan, perbaikan produksi lewat program
kesehatan (diantaranya pencegahan penyakit, menjaga kebersihan dalam dan luar
kandang, Kebersihan kulit, mengubur dan membakar bangkai, dan kebersihan
petugas)[20].
-
RENCANA PEMASARAN.
1.
Target Pasar
Persebaran peternakan sapi khususnya di Indonesia
belum merata. Hal ini dikarenakan ada beberapa daerah yang sangat padat, ada
yang sedang, dan ada yang sangat jarang. Hal ini dikarenakan faktor pertanian,
iklim, budaya adat istiadat, daya aklimatisasi, dan agama[21].
Jadi target pasar dari peternakan sapi ini bisa
sangat luas di seluruh indonesia. Permintaannya sudah sangat banyak, tinggal
bagaimana Produsen bisa memenuhi permintaan daging sapi yang terus meningkat
setiap tahunnya.
2.
Karakteristik Produk.
Di Indonesia, terdapat beragam jenis sapi yang
diternakan para produsen sapi potong di indonesia. Jenis-jenis sapi yang
diternakan di dalam negeri adalah sapi bali, sapi madura, sapi ongole, sapi
american brahman, sapi oberdeen angus, sapi charolais, dan sapi simmental[22].
3.
Harga.
Dalam penjualan sapi potong, jika penjualan yang
dilakukan adalah sapi hidup, maka harga yang dipatok sangat beragam tergantung
dari kualitas sapi baik secara fisik, kesehatan, dan lain sebagainya. Kemudian
untuk penjualan sapi yang sudah dipotong (bentuk daging) mengikuti harga pasar
dengan mengikuti regulasi ketetapan standard harga yang sudah ditetapkan oleh
pemerintah.
4.
Distribusi.
Para produsen mendistribusikan ternaknya melalui
berbagai saluran, diantaranya saluran agen, dan pengecer.
5.
Promosi.
Tidak diperlukannya promosi yang terlalu spesifik
dalam bisnis ini. Hal ini dikarenakan mengutip dari biro statistik tahun 1990,
permintaan pasar tumbuh jauh lebih besar dari pada produksi sapi dalam negeri,
sehingga promosi secara besar tidak diperlukan[23].
-
Rencana Keuangan.
1.
Kelayakan Bisnis.
Melihat besarnya permintaan pasar dalam negeri
mengenai kebutuhan daging, tentunya hal ini akan menjadikan bisnis peternakan
sapi potong ini menjadi bisnis yang menjanjikan.
Keuntungan bisnis ini diperoleh dari jumlah
penerimaan setalah dikurangi pengeluaran biaya. Sumber penerimaan berasal dari
penjualan Produk berbagai jenis sapi yang diternakan. Kemudian pengeluaran
berasal dari biaya pembelian bibit sapi, pakan ternak, dan biaya operasional
lainnya.
2.
Kebutuhan dana.
Mengutip dari sumber bahwa pada umumnya para
peternak sapi di Indonesia masih mengelola usahanya secara tradisional[24]. Sumber permodalan dalam bisnis ini peternakan
sapi potong untuk tahap awal 70% merupakan dana yang berasal dari pemilik
peternakan, sementara sisanya diupayakan didapat berasal dari para kreditor.
***
[1]
Thompson, Introduce to Bussines,
Terj. Jeff Madura “Pengantar Bisnis”,
(Jakarta: Salemba Empat, 2001), hlm 113.
[2] Ilham Bisri, Dasar-Dasar
organisasi dan Bisnis terapan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014), hlm
29
[3] Arlyn J.Melcher, Struktur dan Proses Organisasi, (Jakarta: Pt. Rineka Cipta, 1994),
hlm 27
[4]
Arlyn J.Melcher, Struktur dan Proses
Organisasi, (Jakarta: Pt. Rineka Cipta, 1994), hlm 20
[5] Hendyat Soetopo, Perilaku Organisasi Teoori dan
Praktek, universitas negeri Malang (Bandung: Pt Remeja Rosda Karya,
2010) hlm 47
[6] Khaerul umam, Perilaku Organisasi (Bandung: Pustaka Setia,
2012), hlm 12
[7] Thompson, Introduce
to Bussines, Terj. Jeff Madura “Pengantar
Bisnis”, (Jakarta: Salemba Empat, 2001), hlm 113.
[8] Drs. Sutarto, Dasar-Dasar
Organisasi (Yogyakarta: Gadjah mada university press, 19992), hlm 60
[9]
Thompson, Introduce to Bussines,
Terj. Jeff Madura “Pengantar Bisnis”,
(Jakarta: Salemba Empat, 2001), hlm 346
[10] Marsono, Manajemen sumber daya manusia (Jakarta: In Media, 2004), hlm 09.
[11]
Sda, no 10 - hlm 10
[12] Thompson, Introduce to Bussines, Terj. Jeff Madura “Pengantar Bisnis”, (Jakarta: Salemba Empat, 2001), hlm 85
[13] Thompson, Introduce to Bussines, Terj. Jeff Madura “Pengantar Bisnis”, (Jakarta: Salemba Empat, 2001), hlm 85-86.
[14]
Sda, no 13, hlm 127
[15] Thompson, Introduce to Bussines, Terj. Jeff Madura “Pengantar Bisnis”, (Jakarta: Salemba Empat, 2001), hlm 132-134.
[16] Thompson, Introduce to Bussines, Terj. Jeff Madura “Pengantar Bisnis”, (Jakarta: Salemba Empat, 2001), hlm 195.
[17] A.S. Sudarmono, Y. Bambang Sugeng, Sapi Potong Pemeliharaan, perbaikan
produksi, prospek bisnis, analisis penggemukan (Jakarta: Penebar Swadaya,
2008), hlm 5.
[18] A.S. Sudarmono, Y. Bambang Sugeng, Sapi Potong Pemeliharaan, perbaikan
produksi, prospek bisnis, analisis penggemukan (Jakarta: Penebar Swadaya,
2008), hlm 187.
[19] Sda, No 18 – hlm 191.
[20] A.S. Sudarmono, Y. Bambang Sugeng, Sapi Potong Pemeliharaan, perbaikan
produksi, prospek bisnis, analisis penggemukan (Jakarta: Penebar Swadaya,
2008), hlm 45-52.
[21] Sda, no 20 (Jakarta: Penebar Swadaya,
2008), hlm 09
[22] A.S. Sudarmono, Y. Bambang Sugeng, Sapi Potong Pemeliharaan, perbaikan
produksi, prospek bisnis, analisis penggemukan (Jakarta: Penebar Swadaya,
2008), hlm 61-64.
[23] Sdc, no 22, hlm 189
[24] A.S. Sudarmono, Y. Bambang Sugeng, Sapi Potong Pemeliharaan, perbaikan
produksi, prospek bisnis, analisis penggemukan (Jakarta: Penebar Swadaya,
2008), hlm 61-64.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar