Rabu, 23 November 2016

Penambangan Pasir Ilegal (dampak lingkungan, hubungan dengan masyarakat sekitar, dan Pemerintah) Di Kabupaten Tabalong.


        1.1     Latar Belakang Pertambangan.

Pertambangan pasir, adalah jenis pertambangan yang bisa dibilang umum dan marak ditemukan di Kabupaten Tabalong. Pertambangan Pasir di daerah Tabalong jumlahnya pun lumayan banyak tersebar diseluruh daerah-daerah sepanjang aliran sungai Tabalong. Ada dua jenis pertambangan pasir di Kabupaten Tabalong, yaitu pertambangan pasir secara tradisional mengambil pasir dari sungai dengan alat sederhana, dan pertambangan pasir yang lebih modern menggunakan mesin penyedot langsung ke sungai.

Dalam kegiatannya, pertambangan pasir ini bisa dibilang hubungannya dengan masyarakat cukup baik dalam artian jarang terjadi gejolak dari masyarakat, dibeberapa Kasus Lokasi pertambangannya yang tidak terlalu dekat dengan perumahan warga, dan tidak adanya efek langsung dari kegiatan pertambangan pasir yang merugikan warga sekitar. Efek langsung yang dimaksud disini adalah semisal suara, ataupun bau yang mengganggu masyarakat, hal ini menyebabkan biasanya pertambangan ini berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan berarti dari masyarakat. Permasalahan jangka panjang yang muncul adalah berkurangnya kejernihan air, terjadinya erosi pantai, berkurangnya habitat ikan, pendangkalan sungai, dan terjadinya longsor di pinggiran sungai merupakan efek jangka panjang yang harus diterima.

Berkembangnya pembangunan dikabupaten tabalong, membuat kebutuhan akan pasir untuk bahan bangunan semakin besar. Hal ini menyebabkan semakin maraknya penambangan pasir. Namun, yang jadi permasalahan adalah maraknya penambang pasir tak berijin atau ilegal. Hal ini tentu menjadi permasalahan dan catatan tersendiri bagi pemerintah daerah kabupaten Tabalong khususnya.

1.2    Landasan Teori.
Berdasarkan istilah dalam UU No. 11/1967 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pertambangan. Pada Pasal 3 disebutkan, (1) Bahan-bahan galian dibagi atas tiga golongan: a. golongan bahan galian strategis; b. golongan bahan galian vital; dan c. golongan bahan galian yang tidak termasuk dalam golongan a atau b.
Terminologi bahan galian golongan C yang sebelumnya diatur dalam UU No 11 Tahun 1967 telah diubah berdasarkan UU No 4 Tahun 2009, menjadi 'batuan', sehingga penggunaan istilah bahan galian golongan C sudah tidak tepat lagi dan diganti menjadi 'batuan'.


1.3    Pembahasan.
Penambangan pasir merupakan kegiatan ekonomi yang menjanjikan melihat dari perkembangan pembangunan yang terus meningkat yang membutuhkan pasir sebagai bahan bangunannya. Harus diakui bahwa dengan penambangan pasir mampu mengangkat ekonomi warga sekitar dan tidak sedikit warga kabupaten tabalong yang menggantungkan hidup di kegiatan ini.
Namun, dibalik keuntungan yang menjanjikan memiliki dampak yang cukup besar terhadap lingkungan, proses penambangan pasir menggunakan alat yang lebih modern yaitu dengan menyedot pasir dari dasar sungai dengan alat dumping dan menumpukkan pasir di tepi untuk dikeringkan sedangkan airnya kembali dialirkan kesungai. Hal ini tentu memberikan dampak yang tidak baik untuk lingkungan seperti berkurangnya kejernihan air yang mengalir ke daerah hilir sungai, terjadinya erosi pantai, berkurangnya habitat ikan, pendangkalan sungai, terjadinya longsor di pinggiran sungai, sampai rusaknya jalan-jalan di desa karena lalu-lalang kendaraan berat pengangkut pasir yang lewat.
Kegiatan penambangan pasir, meskipun menimbulkan dampak yang negatife terhadap lingkungan tidak seta merta membuat masyarakat terganggu. Banyaknya masyarakat sekitar penambangan pasir illegal yang menggantungkan hidupnya untuk bekerja di usaha ini membuat mereka mendukung bahkan melindungi kegiatan usaha ini. Hal ini dirasa wajar karena mereka memperoleh keuntungan langsung secara material dalam kegiatan ini sehingga wajar jika mereka mendukung kegiatan ini tanpa memperdulikan efek lingkungan yang akan terjadi.
Menurut Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) H Imam Fahruallazi, “jumlah penambang pasir illegal sudah terlalu banyak”. Terlibatnya masyarakat sekitar dalam kegiatan ini membuat kegiatan ini semakin bertambah tiap tahunnya. Untuk itulah pihaknya sudah membicarakan dengan DPRD Tabalong agar pada triwulan pertama ini bisa dibahas untuk regulasi bagi penambang pasir.
Untuk sementara ini karena belum ada perda maka keberadaan penambang pasir diserahkan ke kepala desa dan camat setempat untuk melakukan pengelolaan.
Penertiban keberadaan tambang pasir illegal ini tidak akan mudah, mengingat banyaknya warga sekitar yang mengandalkan kegiatan ini. Perlu adanya perencanaan yang lebih matang agar penertiban tidak menimbulkan dampak yang merugikan masyarakat.
Kepala Dinas Pertambangan Tabalong, Imam Fahrullazi di Tanjung, Senin, menjelaskan, wilayah pertambangan rakyat (WPR) ditetapkan oleh bupati dengan mengacu pada undang-undang nomor 4 tahun 2009 tentang pertambangan mineral dan batubara.
"Rencananya mulai 2015 kita akan mengumpulkan data terkait wilayah pertambangan rakyat yang ada di Tabalong sebagai upaya pemerintah kabupaten menertibkan penambangan rakyat ilegal," ujarnya.

Mengacu Pasal 1 ayat 32 UU No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, WPR ditetapkan oleh bupati/walikota setelah berkonsultasi dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah kabupaten/kota.
Dengan kriteria penambangan rakyat diantaranya adanya cadangan mineral sekunder yang terdapat di sungai dan/atau di antara tepi dan tepi sungai, cadangan primer logam atau batubara dengan kedalaman maksimal 25 meter.
Sedangkan untuk luas maksimal wilayah pertambangan rakyat adalah 25 hektare dan Wilayah atau tempat kegiatan tambang rakyat yang sudah dikerjakan sekurang-kurangnya 15 (lima belas) tahun.
Kabid Pengawasan, Dinas Pertambangan Tabalong, Bambang Irawinadi menambahkan, terkait penertiban penambangan rakyat, khususnya kegiatan penyedotan pasir di sepanjang Sungai Tabalong sudah dilakukan beberapa kali mengingat dampaknya selain menyebabkan makin keruhnya air sungai, juga longsor di sejumlah ruas jalan yang berada di bantaran sungai.

"Sebelumnya kita melakukan rapat dengar pendapat dengan anggota dewan terkait upaya penertiban penambangan rakyat di Tabalong dan Dinas Pertambangan memang punya kewenangan mengeluarkan izin pertambangan rakyat, khususnya penyedotan pasir namun tingkat produksinya atau jenis mesin penyedot yang digunakan harus sesuai standar yang ditetapkan dalam aturan pertambangan," ujar Bambang.
Data di Dinas Pertambangan Tabalong, kegiatan penyedotan pasir mencakup wilayah selatan, tengah maupun utara Tabalong dan tidak semuanya masih ilegal karena belum memiliki izin pertambangan rakyat.
Di wilayah selatan, kegiatan penyedotan pasir di sepanjang Sungai Tabalong diantaranya di Kecamatan Kelua, Banua Lawas, Pugaan dan Muara Harus.
Di Kecamatan Haruai, Muara Uya dan Upau kegiatan penyedotan pasir juga mulai marak, dampaknya sejumlah jalan dan jembatan rusak ambruk karena longsor yang dipicu kegiatan penambangan rakyat.
Hingga pada akhirnya, tetap diperlukannya kepedulian masyarakat terhaap lingkungan untuk menjaga dan tidak merusak kekayaan alam yang dimiliki. Boleh saja memanfaatkan kelebihan sumber daya mineral yang dimiliki, tetapi tentunya harus dengan bijak dan berlandaskan kepada asa perduli lingkungan hidup demi kelangsungan sumber daya yang berkelanjutan.


Sabtu, 05 November 2016

Analisis Lingkungan Dan Perencanaan Perencanaan Bisnis Dalam Perternakan Sapi Potong Di Indonesia



ANALISIS LINGKUNGAN DAN PERENCANAAN-PERENCANAAN BISNIS DALAM PETERNAKAN SAPI POTONG.
 
2.1            LINGKUNGAN BISNIS
Lingkungan bisnis adalah segala sesuatu yang mempengaruhi aktivitas bisnis dalam maupun luar suatu lembaga organisasi atau perusahaan[1]. Lingkungan bisnis terbagi menjadi 2 jenis yaitu lingkungan Internal, dan Eksternal.
1.        Lingkungan Internal (Dalam)
Lingkungan Internal dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu :
-        Tenaga kerja (Man)
-        Modal (Money)
-        Material / bahan baku (Material)
-        Peralatan/perlengkapan produksi (Machine)
-        Metode (Methods)
Lingkungan internal ini biasanya digunakan untuk menentukan Strength (kekuatan) perusahaan, dan juga mengetahui Weakness (kelemahan) perusahaan.
2.     Lingkungan Luar (Eksternal)
Lingkungan Eksternal merupakan lingkungan diluar dari perusahaan tetapi dapat mempengaruhi terhadap perusahaan[2]. Lingkungan eksternal ini terbagi menjadi dua yaitu :

i.         Lingkungan umum (Lingkungan Makro)
Lingkungan umum meliputi beberapa faktor yang mempengaruhi keseluruhan kegiatan bisnis secara tidak langsung. Faktor-faktor dalam lingkungan umum menimbulkan dampak yang luas dan menyeluruh kepada semua perusahaan dalam suatu perekonomian[3]. Lingkungan umum tidak hanya mempengaruhi perusahaan-perusahaan saja, tetapi juga akan mempengaruhi berbagai unsur yang termasuk dalam lingkungan khusus.
Beberapa pengaruh dari faktor-faktor lingkungan umum terhadap aktivitas bisnis suatu perusahaan misalnya :
-        Politik, contohnya masalah politik menyangkut tingkat pemusatan kekuatan politik, sifat organisasi politik, sistem parta
-        Hukum, contohnya meliputi sifat hukum, sistem hukum yang berlaku khususnya yang berpengaruh terhadap perkembangan perusahaan.
-        Sosial dan Budaya, lingkungan sosial meliputi struktur golongan yang ada dalam masyarakat yang dapat mempengaruhi perkembangan perusahaan. Sedangkan budaya menyangkut latar belakang nilai, keyakinan dan persepsi masyarakat yang terbentuk lewat sejarah kehidupan masyarakat itu sendiri.
-        Perekonomian, memperlihatkan peningkatan daya beli masyarakat, nilai mata uang domestik terhadap mata uang asing.
-        Pemerintah, meliputi berbagai kebijakan pemerintah yang kondusif antara lain kebijakan fiskal dan kebijakan moneter.
-        Alam, meliputi ketersediaan input / bahan baku dalam proses produksi dan kualitas lingkungan alam akan menentukan kualitas output / produk yang diciptakan perusahaan.
-        Teknologi, meliputi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya dalam bidang industri dan fasilitas lain yang digunakan oleh perusahaan.
ii.      Lingkungan Khusus (Mikro)
Lingkungan ini terdiri dari unsur-unsur dalam kegiatan sistem pasar yang mempengaruhi perusahaan Secara langsung[4]. Beberapa unsur lingkungan khusus ;
-        Pemasok
-        Pelanggan
-        Perantara
-        Pesaing
-        Penyedia Modal
-        Tenaga Kerja yang akan direkrut
Dalam lingkungan bisnis juga harus memperhatikan beberapa aspek lingkungan yaitu lingkungan ekonomi, industri, dan global. Pengamatan ini memiliki fungsi sebagai berikut:
1)       Lingkungan Ekonomi.
Pengamatan  tentang  lingkungan  ekonomi  dimaksudkan  untuk  memperkirakan  atau menentukan   potensi  permintaan  produk/jasa[5].  Permintaan  suatu  produk/jasa  sangat  sensitif   terhadap  perubahan  kondisi  ekonomi.  Kelayakan  usulan  bisnis  dapat  dinyatakan  sebagai kemampuan produk/jasa  yang  akan dihasilkan perusahaan  tersebut diperkirakan dapat beradaptasi dengan perubahan kondisi ekonomi.

2)      Lingkungan Industri.
Penelitian  tentang  lingkungan  industri  digunakan  untuk menentukan tingkat  persaingan.  Jika  dalam  lingkungan  industri  yang  sejenis tersebut hanya dilayani oleh sedikit perusahaan, maka  usulan bisnis berpotensi menangkap  peluang  pada  pasar  tersebut.  Namun  yang perlu diperhatikan  bahwa  usulan  bisnis  dapat menghasilakn  produk yang lebih spesifik dan kualitas lebih tinggi dari produk pesaing[6].
3)      Lingkungan Global
Memperkirakan  lingkungan  global  dimaksudkan  untuk  menentukan pengaruh  reaksi permintaan sebagai akibat perubahann kondisi global seperti; regulasi perdagangan  internasional, kurs mata uang, pesaing dan  lain-lain. Produk/jasa yang hanya melayani dalam negeri, mungkin kondisi global dapat diabaikan.
2.2            RENCANA MANAJEMEN
Sebelum para manajer dapat mengorganisasi, memimpin, atau mengendalikan, terlebih dahulu mereka harus membuat rencana yang memberikan arah pada setiap kegiatan organisasi. Pada tahap perencanaan para manajer menentukan apa yang akan dikerjakan, kapan akan mengerjakan, bagaimana mengerjakannya, dan siapa yang akan mengerjakannya.
Kebutuhan akan perencanaan ada pada semua tingkatan manajemen dan semakin meningkat pada tingkatan manajemen yang lebih tinggi[7], dimana perencanaan itu mempunyai kemungkinan dampak yang paling besar pada keberhasilan organisasi. Pada tingkatan top manajer pada umumnya mencurahkan hampir semua waktu perencanannya jauh ke masa depan dan pada strategi-strategi dari seluruh organisasi. Manajer pada tingkatan yang lebih rendah merencanakan terutama untuk subunit mereka sendiri dan untuk jangka waktu yang lebih pendek.
Dalam Rencana Manajemen ini lebih menitik beratkan pada perencanaan-perencanaan dan penyusunan sebagai berikut : 
-        Struktur organisasi
          Pengorganisasian merupakan salah satu fungsi dasar dalam manajemen untuk mencapai sasaran yang ditetapkan oleh Organisasi. Pengorganisasian ini berkaitan dengan pengelompokan kegiatan, pengaturan orang maupun sumber daya lainnya dan mendelegasikannya kepada individu ataupun unit tertentu untuk menjalankannya sehingga diperlukan penyusunan struktur organisasi yang memperjelas fungsi-fungsi setiap bagian dan sifat hubungan antara bagian-bagian tersebut[8].
          Dengan demikian, jelas bahwa penyusunan Struktur Organisasi merupakan hal yang sangat penting dalam suatu organisasi atau perusahaan, baik organisasi tersebut berskala kecil maupun besar tetap memerlukan Struktur Organisasi yang jelas untuk mencapai sasaran organisasi yang ditetapkan. Secara definisi, yang dimaksud dengan Struktur Organisasi menurut Schermerhorn (1996) adalah sistem tugas, alur kerja, hubungan pelaporan dan saluran komunikasi yang dikaitkan secara bersama dalam pekerjaan individual maupun kelompok[9].
-        Sumber daya manusia
           Merupakan cara bagaimana mengatur hubungan dan peranan sumber daya (tenaga kerja) yang dimiliki oleh individu secara efisien dan efektif serta dapat digunakan secara maksimal sehingga tercapai tujuan (goal) bersama perusahaan, karyawan dan masyarakat menjadi maksimal. MSDM didasari pada suatu konsep bahwa setiap karyawan adalah manusia - bukan
mesin - dan bukan semata menjadi sumber daya bisnis. Kajian MSDM menggabungkan beberapa bidang ilmu seperti psikologi, sosiologi, dan lain-lain. Yang menjadi objek utamanya merupakan manusia[10].
          Suatu perusahaan akan beruntung bila bisa menggaet tenaga manajerial yang brilyan, baik yang sudah pengalaman ataupun trainee. Kerepotannya adalah bagaimana membuat si “Bintang” itu betah di perusahaan. Gaji besar tak selalu menjamin ia bakal “loyal” terus[11].
          Merekrut tenaga tingkat manajerial merupakan aktivitas yang tidak murah. Tak jarang perusahaan harus menggunakan konsultan tenaga kerja dari luar untuk melaksanakan rekrutmen dan seleksi calon pegawai yang cocok. Cara yang lebih jitu lagi meojaring calon yang tepat adalah secara aktif mencari di dalam kalangan industri dan bila perlu membajaknya dari perusahaan lain (”headhunting” dan “hijacking”). Semua, tentu, dengan biaya yang tidak sedikit bagi perusahaan yang membutuhkan tenaga manajer tersebut.
-        Produksi
          Produksi adalah penciptaan atau penambahan nilai suatu barang, bentuk, waktu dan tempat atas faktor-faktor produksi sehingga lebih bermanfaat bagi pemenuhan kebutuhan manusia[12].
          Produksi memiliki dua jenis yaitu, Produksi terus-menerus Dilakukan sebagai proses untuk mengubah bentuk barang-barang. Dalam proses produksi ini walaupun terjadi perubahan model, susunan dan funsi alat-alat mesin yang dipakai tidaklah berubah. Produksi yang terputus-putus Proses produksi ini dilakukan berdasarkan pesanan sehingga harus mengatur kembali alat-alat, mengubah alat-alat, dan penyesuaian terus-menerus yang dilakukan sesuai dengan tuntutan produk yang dihasilkan[13].

2.3            RENCANA PEMASARAN.
Perencanaan adalah proses menentukan dengan tepat apa yang di lakukan organisasi untuk mencapai tujuannya. Sedangkan pemasaran adalah seluruh sistem yang berhubungan dengan kegiatan untuk merencanakan dan mentukan harga hingga mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan pembeli.
Jadi Rencana Pemasaran adalah proses menentukan dengan tepat untuk mempromosikan dan medistribusiakan barang dan jasa sampai mencapai tujuannya yaitu memuaskan kebutuhan pembeli.
Keputusan perusahaan tentang distribusi menentukan bagaimana cara produk yang dibuatnya dapat dijangkau oleh pelangganya[14]. Perusahaan harus mengembangkan strategi pemasarannya untuk memastikan bahwa produk yang didistribusikan kepada pelanggan berada pada tempat yang tepat.
Tujuan dibuat Rencana Pemasaran sebelum memasarkan sebuah produk adalah agar apa yang dilakukan dalam memasarkan produk tesebut sesuai denagn tujuan yang ingin dicapai.
Tetapi ada 2 maksud Rencana Pemasaran Itu dibuat[15]; Protective (Perlindungan), maksudnya meminimalisasi resiko dengan mengurangi ketidak pastian di sekitar kondisi bisnis dan menjelaskan tentang konsekuensi dari setiap tindakan. Affirmatif (Kesepakatan), maksudnya untuk meningkatkan tingkat keberhasilan suatu usaha.
Kemudian langkah-langkah yang dilakukan untuk membuat perencanaan pasar dapat digambarkan sebagai berikut :
1.         Mendefinisikan Segmen Pasar/Peluang dan Ancaman Segmentasi pasar adalah proses membagi pasar kedalam kelompok homogen yang lebih kecil. Hal ini membantu wiraswastawan mendefinisikan peluang dan memberikan pendekatan untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang bisa di manage.
2.         Menganalisis Kekuatan dan Kelemahan Pentingnya seorang pengusaha untuk dapat menganalisis kekuatan dan kelemahan produk/jasa yang akan dipasarkan karena untuk memudakan pengusaha memasarkan produknya.
3.        Penetapan Tujuan dan Sasaran Sasaran dan tujuan tersebut harus menguraikan kemana perusahaan diarahkan dan menspesifikasi hal-hal seperti pangsa pasar, laba, penjualan (menurut wilayah dan daerah), penetrasi pasar, jumlah distributor, tingkat kesadaran, peluncuran produk baru, kebijakan penentuan harga promosi penjualan dan dukungan periklanan. Semua tujuan di atas bisa dikuantifikasi dan bisa diukur untuk tujuan pengawasan. Perlu pula dibatasi tujuan dan sasaran karena terlalu banyaknya tujuan yang hams dipenuhi akan mempersulit pengawasan dan monitor.
4.        Mengidentifikasikan Strategi Pemasaran dan Usaha yang Dilakukan Sekali tujuan dan sasaran pemasaran ditetapkan, wiraswastawan bias mengembangkan strategi untuk tujuan tersebut. Strategi tersebut merespons pertanyaan,” Bagaimana kita akan kesana? Penting sekali bahwa strategi dan tindakan yang diambil bersifat spesifik dan terperinci.
5.        Perencanaan Tanggung Jawab Implementasi Rencana harus diimplementasikan dengan efektif untuk memenuhi semua tujuan yang diinginkan. Seseorang, dan biasanya adalah wiraswastawan, hams bertanggung jawab bagi implementasi tiap-tiap strategi dan tindakan yang diambil dalam rencana pemasaran.
6.        Penganggaran Strategi Pemasaran Langkah ini harus dibuat dengan jelas berapa anggaran yang harus dikeluarkan untuk usaha yang didirikan.
7.        Memonitori Kemajuaan Usaha Pemasaran Monitoring rencana melibatkan penjajakan hasil-hasil tertentu dari usaha pemasaran. Data penjualan menurut produk, daerah, perwakilan penjualan, dan tempat penjualan adalah hasil tertentu yang harus dimonitor.
Secara garis besar suatu  hal  yang  sangat  penting  dalam  merencanakan   bisnis dalam menyusun rencana pemasaran adalah sebagai berikut, diantaranya:
-        Target Pasar .
-        Profil pelanggan .
-        Marketing mix.
2.4            RENCANA KEUANGAN
Manajemen Keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk memperoleh sumber modal yang semurah murahnya dan menggunakannya se-efektif, se-efisien, seproduktif mungkin untuk meng hasilkan laba. Manajemen keuangan berhubungan dengan bagaimana cara menciptakan dan menjaga nilai ekonomis atau kesejahteraan[16]. Semua pengambilan keputusan dalam perusahaan harus di fokuskan pada penciptaan kesejahteraan, karena tujuan perusahaan adalah untuk memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham dengan cara memaksimalkan nilai saham perusahaan.
Rencana bisnis (business plan), merupakan (biasanya dokumen tertulis) yang dipersiapkan oleh seorang pengusaha yang mendiskripsikan semua elemen eksternal dan elemen internal yang relevan yang terlibat dalam pembentukan sebuah perusahaan baru.

Rencana bisnis merupakan langkah awal dari seorang wirausahawan dalam mempersiapkan dan memulai usahanya. Rencana bisnis juga dapat mengandung informasi tentang latar belakang organisasi atau tim yang bertanggung jawab memenuhi tujuan itu. Sering kali rencana bisnis merupakan penggabungan rencana-rencana fungsional seperti pemasaran,keuangan,manufaktur, dan sumber daya manusia.
     Penyusunan  rencana  keuangan  menjelaskan  tentang  kelayakan bisnis dan sumber-sumber pendanaan yang diperoleh perusahaan.
-     Kelayakan bisnis.
Studi kelayakan bisnis iyalah penelitian yang menyangkut berbagai aspek baik itu dari aspek hukum, sosial ekonomi serta budaya, aspek pasar serta pemasaran, aspek teknis serta teknologi sampai dengan aspek manajemen serta keuangannya, dimana hal itu digunakan untuk dasar penelitian studi kelayakan serta hasilnya digunakan untuk mengambil sebuah keputusan.
-     Sumber Pendanaan.
Suatu perusahaan dalam menjalankan usahanya sejalan dengan pengembangan yang dialami, selalu membutuhkan tambahan modal. Pada saat perusahaan didirikan, pemilik bisa menentukan sumber modal apa yang dipakai, apakah semuanya bersumber dari modal saham biasa atau perlu ada hutang jangka panjang. Setiap keputusan yang diambil tentang sumber modal selalu ada dampaknya.
Misalnya bila sumber modal saham biasa ada kewajiban membayar dividen dan keputusan-keputusan kebijakan atau pengelolaan dari pemegang saham perlu diperhatikan. Bila sumber modal dari saham preferen ada kewajiban membayar dividen yang harus diprioritaskan demikian pula dalam keadaan perusahaan dilikuidasi maka pemegang saham preferen akan didahulukan pengembalian nilai sahamnya. Jika sumber modal berasal dari hutang jangka panjang ada kewajiban membayar bunga dan pengembalian nilai sahamnya. Jika sumber modal berasal dari hutang jangka panjang ada kewajiban membayar bunga dan pengembalian hutang pada saat jatuh tempo.
2.5            LINGKUNGAN, RENCANA PEMASARAN, DAN KEUANGAN DALAM BISNIS PETERNAKAN SAPI POTONG.
-        DESKRIPSI BISNIS
          Indonesia merupakan tempat yang potensial untuk pengembangan ternak sapi potong. Upaya pengembangan ini, tentu perlu didukung berbagai faktor penunjang, terutama bakalan, pakan yang cukup, lingkungan, iklim sosial, dan peluang[17].
          Ternak sapi, khususnya sapi potong, merupakan salah satu sumber daya penghasil daging yang memiliki nilai ekonomi tinggi, dan penting artinya dalam kehidupan masyarakat. Seekor atau kelompok ternak sapi bisa menghasilkan berbagai macam kebutuhan, terutama sebagai bahan makanan berupa daging, disamping hasil ikutan lainnya seperti pupuk kandang, kulit, dan tulang.
          Selain itu, selama ini indonesia masih kekurangan komodity daging sehingga masih harus mengimport daging dari luar negeri untuk memenuhi kebutuhan daging di dalam negeri. Sehingga bisnis peternakan sapi potong di indonesia ini merupakan peluang bisnis yang sangat bagus dan menjanjikan.
-        LINGKUNGAN BISNIS
1.      Lingkungan Ekonomi.
Meningkatnya permintaan daging dari tahun ketahun semakin meningkat, hal ini sejalan dengan peningkatan taraf ekonomi dan kesadaran akan kebutuhan gizi masyarakat sehingga membuat peluang usaha ternak sapi semakin terbuka dan menjanjikan. Masih besarnya kouta daging yang di import dari luar negeri demi memenuhi kebutuhan daging didalam negeri akibat dari para produsen atau peternak yang kewalahan memenuhi permintaan diharapkan dapat segera teratasi. Dan bisnis ini merupakan peluang besar bagi perkembangan perekonomian dalam negeri khususnya di Negara Indonesia.
2.     Lingkungan Industri
Meskipun dari segi jumlah atau Kuantitas jumlah peternakan sapi di indonesia relative besar, tetapi jika dilihat dari permintaan pasar yang masih belum bisa terpenuhi oleh produsen peternak sapi dalam negeri, peluang untuk memasuki pasar peternakan sapi ini masih terbuka lebar dan justru masih sangat diperlukan. Permintaannya sudah sangat banyak, tinggal bagaimana produsen merespon permintaan pasar tersebut. Melakukan pengkajian dan inovasi terhadap sistem peternakan dan sejenisnya menjadi wajib dilakukan.
3.     Lingkungan Global
Kualitas dari sapi-sapi lokal dari dalam negeri yang tidak kalah baik membuat Produsen-produsen dalam negeri tidak akan kalah dengan produsen sapi dari luar. Justru dengan perbanyakan produsen dalam negeri justru akan menekan kouta import daging dari luar negeri.

-       RENCANA MANAJEMEN.
1.      Struktur organisasi dan Sumber Daya Manusia.
Pada umumnya para peternak sapi di indonesia masih mengelola usahanya secara tradisional. Umumnya, pengadaan bibit, pemberian pakan, dan sistem pemeliharaan belum menggunakan teknologi modern. Bahkan, dalam usaha pemeliharaan tersebut tanpa dilandasi ilmu pengetahuan[18].
Pada peternakan yang sedikit lebih besar, struktur organisasi yang diterapkan; pemilik merangkap jabatan yang mengendalikan pemasaran, keuangan, dan bertanggung jawab terhadap usaha. Sedangkan untuk staf produksi mengangkat 1 orang staf produksi. 25 orang sebagai pegawai (22 staf pemeliharaan dan 3 staf distribusi)[19].
Lingkungan kerja dibangun dengan moto “pegawai sebagai mitra kerja”, berusaha menciptakan pekerja yang merasa senyaman mungkin berkerja disini. Hubungan kerja dan regulasi lainnya sesuai dengan peraturan-peraturan pemerintah, termasuk standard upah minimal dan ketentuan-ketentuan lain mengenaik ketenaga kerjaan.
2.     Proses Produksi
Produksi dalam bisnis ini adalah menghasilkan Sapi-sapi berkualitas bagus untuk menghasilkan daging bermutu. Para staf yang merawat sapi-sapi memiliki peranan besar terhadap kualitas daging. Perbaikan produk yang dihasilkan dilakukan melalui standard pengelolaan.
Standard pengelolaan yang dilakukan oleh para staf yaitu; perbaikan produksi melalui pakan, perbaikan produksi lewat program kesehatan (diantaranya pencegahan penyakit, menjaga kebersihan dalam dan luar kandang, Kebersihan kulit, mengubur dan membakar bangkai, dan kebersihan petugas)[20].

-        RENCANA PEMASARAN.
1.      Target Pasar
Persebaran peternakan sapi khususnya di Indonesia belum merata. Hal ini dikarenakan ada beberapa daerah yang sangat padat, ada yang sedang, dan ada yang sangat jarang. Hal ini dikarenakan faktor pertanian, iklim, budaya adat istiadat, daya aklimatisasi, dan agama[21]. 
Jadi target pasar dari peternakan sapi ini bisa sangat luas di seluruh indonesia. Permintaannya sudah sangat banyak, tinggal bagaimana Produsen bisa memenuhi permintaan daging sapi yang terus meningkat setiap tahunnya.

2.     Karakteristik Produk.
Di Indonesia, terdapat beragam jenis sapi yang diternakan para produsen sapi potong di indonesia. Jenis-jenis sapi yang diternakan di dalam negeri adalah sapi bali, sapi madura, sapi ongole, sapi american brahman, sapi oberdeen angus, sapi charolais, dan sapi simmental[22].
3.     Harga.
Dalam penjualan sapi potong, jika penjualan yang dilakukan adalah sapi hidup, maka harga yang dipatok sangat beragam tergantung dari kualitas sapi baik secara fisik, kesehatan, dan lain sebagainya. Kemudian untuk penjualan sapi yang sudah dipotong (bentuk daging) mengikuti harga pasar dengan mengikuti regulasi ketetapan standard harga yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.
4.     Distribusi.
Para produsen mendistribusikan ternaknya melalui berbagai saluran, diantaranya saluran agen, dan pengecer.
5.     Promosi.
Tidak diperlukannya promosi yang terlalu spesifik dalam bisnis ini. Hal ini dikarenakan mengutip dari biro statistik tahun 1990, permintaan pasar tumbuh jauh lebih besar dari pada produksi sapi dalam negeri, sehingga promosi secara besar tidak diperlukan[23].

-       Rencana Keuangan.
1.      Kelayakan Bisnis.
Melihat besarnya permintaan pasar dalam negeri mengenai kebutuhan daging, tentunya hal ini akan menjadikan bisnis peternakan sapi potong ini menjadi bisnis yang menjanjikan.
Keuntungan bisnis ini diperoleh dari jumlah penerimaan setalah dikurangi pengeluaran biaya. Sumber penerimaan berasal dari penjualan Produk berbagai jenis sapi yang diternakan. Kemudian pengeluaran berasal dari biaya pembelian bibit sapi, pakan ternak, dan biaya operasional lainnya.
2.     Kebutuhan dana.
Mengutip dari sumber bahwa pada umumnya para peternak sapi di Indonesia masih mengelola usahanya secara tradisional[24]. Sumber permodalan dalam bisnis ini peternakan sapi potong untuk tahap awal 70% merupakan dana yang berasal dari pemilik peternakan, sementara sisanya diupayakan didapat berasal dari para kreditor.



***




[1] Thompson, Introduce to Bussines, Terj. Jeff Madura “Pengantar Bisnis”, (Jakarta: Salemba Empat, 2001), hlm 113.
[2] Ilham Bisri, Dasar-Dasar organisasi dan Bisnis terapan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014), hlm 29
        [3] Arlyn J.Melcher, Struktur dan Proses Organisasi, (Jakarta: Pt. Rineka Cipta, 1994), hlm 27
[4] Arlyn J.Melcher, Struktur dan Proses Organisasi, (Jakarta: Pt. Rineka Cipta, 1994), hlm 20
[5] Hendyat Soetopo, Perilaku Organisasi Teoori dan  Praktek, universitas negeri Malang (Bandung: Pt Remeja Rosda Karya, 2010) hlm 47
[6] Khaerul umam, Perilaku Organisasi (Bandung: Pustaka Setia, 2012), hlm 12
[7] Thompson, Introduce to Bussines, Terj. Jeff Madura “Pengantar Bisnis”, (Jakarta: Salemba Empat, 2001), hlm 113.
[8] Drs. Sutarto, Dasar-Dasar Organisasi (Yogyakarta: Gadjah mada university press, 19992), hlm 60
[9] Thompson, Introduce to Bussines, Terj. Jeff Madura “Pengantar Bisnis”, (Jakarta: Salemba Empat, 2001), hlm 346
[10] Marsono, Manajemen sumber daya manusia (Jakarta: In Media, 2004), hlm 09.
[11] Sda, no 10 - hlm 10
[12] Thompson, Introduce to Bussines, Terj. Jeff Madura “Pengantar Bisnis”, (Jakarta: Salemba Empat, 2001), hlm 85
[13] Thompson, Introduce to Bussines, Terj. Jeff Madura “Pengantar Bisnis”, (Jakarta: Salemba Empat, 2001), hlm 85-86.
[14] Sda, no 13, hlm 127
[15] Thompson, Introduce to Bussines, Terj. Jeff Madura “Pengantar Bisnis”, (Jakarta: Salemba Empat, 2001), hlm 132-134.
[16] Thompson, Introduce to Bussines, Terj. Jeff Madura “Pengantar Bisnis”, (Jakarta: Salemba Empat, 2001), hlm 195.
[17] A.S. Sudarmono, Y. Bambang Sugeng, Sapi Potong Pemeliharaan, perbaikan produksi, prospek bisnis, analisis penggemukan (Jakarta: Penebar Swadaya, 2008), hlm 5.
[18] A.S. Sudarmono, Y. Bambang Sugeng, Sapi Potong Pemeliharaan, perbaikan produksi, prospek bisnis, analisis penggemukan (Jakarta: Penebar Swadaya, 2008), hlm 187.
[19] Sda, No 18 – hlm 191.
[20] A.S. Sudarmono, Y. Bambang Sugeng, Sapi Potong Pemeliharaan, perbaikan produksi, prospek bisnis, analisis penggemukan (Jakarta: Penebar Swadaya, 2008), hlm 45-52.
[21] Sda, no 20 (Jakarta: Penebar Swadaya, 2008), hlm 09
[22] A.S. Sudarmono, Y. Bambang Sugeng, Sapi Potong Pemeliharaan, perbaikan produksi, prospek bisnis, analisis penggemukan (Jakarta: Penebar Swadaya, 2008), hlm 61-64.
[23] Sdc, no 22, hlm 189
[24] A.S. Sudarmono, Y. Bambang Sugeng, Sapi Potong Pemeliharaan, perbaikan produksi, prospek bisnis, analisis penggemukan (Jakarta: Penebar Swadaya, 2008), hlm 61-64.